Minggu, 19 Juni 2016

PEMBIYAYAAN SAHAM BIASA, HUTANG DAN SAHAM PREFEREN

MAKALAH 
PEMBIYAYAAN SAHAM BIASA, HUTANG DAN SAHAM PREFEREN 
 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan 2  semester 4
Disusun oleh :

1. Fitriyatul Machfudoh            (5130014008)
2. Ian Rahman P.                       (5130014013)
3. Ajeng Rima Nur W.               (5130014016)
4. Nur Hidayatul Mas'ula           (5230014005)



Dosen pembimbing:
Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM.
 
PRODI S1 MANAJEMEN DAN AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 
TAHUN 2016


PEMBAHASAN
PEMBIAYAAN SAHAM BIASA, HUTANG, DAN SAHAM PREFEREN


1.    Saham Biasa
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi karena pemilik saham biasa ini tidak memiliki hak-hak istimewa.Pemilik saham biasa juga tidak akan memperoleh pembayaran dividen selama perusahaan tidak memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham /RUPS dengan ketentuan one share one vote. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar. Saham merupakan sumber dana utama dari perusahaan dan merupakan bagian dari modal sendiri, dimana terdiri dari :
ü  Modal disetor (nominal)
ü  Agio saham (disagio saham)
ü  Laba ditahan (retained earning)

          a.      Karakteristik Saham Biasa
Ø Hak suara pemegang saham, dapat memillih Dewan Komisaris
Ø Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
Ø Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
          b.      Hak-Hak Pemegang Saham Biasa 
          Hak Kolektif :
Ø Mengubah anggaran dasar perusahaan.
Ø Membuat dan mengubah ART perusahaan.
Ø Memilih direksi perusahaan.
Ø Menyetujui dan mengesahkan penjualan aktiva tetap.
Ø Mengadakan merger.
Ø Mengubah jumlah saham biasa.
Ø Menerbitkan surat berharga.
Hak Individual :
Ø Hak suara dalam RUPS.
Ø Menjual saham kepada orang lain.
Ø Memeriksa pembukuan.
Ø Memperoleh sisa penjualan aktiva hasil likuidasi.
c.    Faktor yang dipertimbangkan dalam pembiayaan saham biasa
1)      Pembagian laba
2)      Pengendalian perusahaan
3)      Pembagian resiko.
d.   Evaluasi Saham Dilihat dari Sudut Pandang :

Emiten :
    Keunggulan pembiayaan dengan saham biasa :
§         Tidak membayar dividen tetap (biaya modal).
§         Tidak memiliki tanggal jatuh tempo.
§         Dapat digunakan untuk menyangga kerugian.
§         Lebih mudah terjual dibanding obligasi.
§         Dividen dikenakan pajak yang lebih rendah.
Kelemahan pembiayaan dengan saham biasa :
§         Berkurangnya hak suara pemilik saham lama.
§         Saham lebih banyak memberi hak atas laba.
§         Biaya penerbitan saham lebih mahal dari biaya penerbitan obligasi.
§         Biaya modal dari saham biasa umumnya lebih tinggi dari biaya modal dari hutang.
Masyarakat :
·           Perusahaan akan terpengaruh karena penurunan laba.
·           Tidak melibatkan biaya tetap.
e.   Metode Penjualan Saham Biasa
1)      Penawaran Penanggungan : menjual saham baru kepada masyarakat melalui bank investasi (under writer) dengan jaminan penjualan 100%.
2)      Standby Agreement : menjual saham baru kepada masyarakat melalui bank investasi dengan jaminan kurang dari 100%.
3)      Penawaran hak murni : menjual saham biasa baru kepada pemilik saham lama tanpa melalui bank investasi.
Metode
Keunggulan
Kelemahan
Penawaran Penanggungan
§          Distribusi luas.
§          Dana pasti diterima.
§          Biaya penanggungan paling mahal
Standby Agreement
§          Biaya penanggungan rendah.
§          Harga per lembar saham lebih murah.
§          Dana diterima relatif pasti.
§          Meningkatkan kesetiaan.
§          Pemegang saham lama.
§          Distribusi tidak luas.
§          Pemegang yang tidak memanfaatkan hak akan rugi.


Penawaran Hak Murni
§          Tanpa biaya penanggungan
§          Meningkatkan kesetiaan pemilik saham lama.
§          Distribusi tidak luas.
§          Penurunan harga saham cukup berarti.
§          Pemegang yang tidak memanfaatkan hak akan rugi.

2.    Hutang
a.    Keputusan Untuk Menggunakan Hutang 
    Dari sudut pandang para pemegang hutang jangka panjang, risiko hutang lebih kecil dibanding saham biasa atau saham preferen. Meskipun begitu, hutang dianggap memiliki keunggulan terbatas dipandang dari segi laba, dan dianggap lemah dipandang dari segi pegadaian.
       Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Dari Segi Resiko, hutang dipandang lebih menguntungkan dibanding saham biasa atau preferen karena hutang memberi prioritas utama dalam hal laba dan juga likuidasi. Hutang juga memiliki masa jatuh tempo yang pasti dan dilindungi oleh akad dalam indenture.
2.    Dari Segi Laba, para pemegang obligasi memiliki hasil pengembalian tetap, kecuali dalam kasus obligasi pendapatan atau surat hutang dengan suku bunga mengambang. Pembayaran bunga tidak bergantung pada tingkat laba perusahaan atau suku bunga pasar yang sedang berlaku.
3.    Dari Segi Pengendalian, pemegang obligasi biasanya tidak memiliki hak suara. Meskipun begitu, jika sampai obligasi dinyatakan tak dapat dibayar, pemegang obligasi dapat mengambil alih kendali perusahaan.
b.   Evaluasi Hutang Dilihat dari Sudut Pandang
Keunggulannya:
1.    Biayanya hutang terbatas. Pemegang obligasi tidak ikut menikmati laba yang sedang melambung.
2.    Hasil pengembalian yang diharapkan biasanya lebih rendah dibanding saham biasa.
3.    Pemilik perusahaan tidak berbagi pengendalian perusahaannya.
4.    Pembayaran bunga hutang bisa dikurangi sebgai beban pajak.
5.    Keluwesan dalam struktur pembiayaan dapat dicapai dengan pencantuman persyaratan opsi tarik dalam indeture obligasi.
Kelemahannya:
1.    Hutang memiliki biaya tetap, jika laba perusahaan mengalami kemunduran tajam, untuk membayar bunga hutang mungkin tidak dapat dipenuhi.
2.    Leverage keuangan yang semakin tinggi memerlukan tingkat laba yang semakin tinggi pula.
3.    Hutang buasanya memiliki masa jatuh tempo yang pasti, dan sewajarnya jika perusahaan harus mampu melunasi sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
4.    Bobot resiko yang tinggi.
5.    Persyaratan indenture cenmderung lebih panjang dibanding dalam persyaratan hutang jangka pendek.
6.    Ada batasan sampai berapa besar dana dari hutang bisa digali.

3.    Saham Preferen
           a.      Penggunaan Saham Preferen Dalam Keputusan Pembiayaan 
              Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi pemegang saham biasa. Saham preferen disebut juga dengan saham istimewa sebab mempunyai banyak keistimewaan. Biasanya keistimewaan ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuiditas.
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).
      b.    Macam-Macam Saham Preferen : 
1.    Saham preferen kumulatif.
Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya. Apabila dalam satu tahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
2.    Saham preferen tidak kumulatif.
Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan mendapat prioritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak akan dibayar ditahun kemudian.
3.    Saham preferen partisipasi.
Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.
4.    Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks).
Adalah saham preferen yang dapat diukur dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa. Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.
               Dalam beberapa jenis analisis, saham preferen diperlakukan sebagai hutang. Hal ini terjadi misalnya, dalam analisis yang dilakukan oleh calon pemegang saham, yang mempertimbangkan fuktuasi laba karena adanya beban biaya surat berharga yang tetap. Lain halnya jika analisis dilakukan oleh pemegang obligasi yang sedang mengkaji posisi perusahaan terhadap kemunduran penjualan atau labanya. Karena deviden atas saham preferen tidak digolongkan sebagai kelalaian perusahaan memenuhi kewajibannya. Saham preferen merupakan sebuah sarana peredam yang menyediakan saran kepemilikan tambahan. Bagi parapemegang saham, saham preferen lebih merupakan instrumen yang mendorong leverage seperti halnya hutang. Bagi para kreditor saham preferen merupakan modal tambahan. Jadi, saham preferen ini dapat diperlakukan sebagai hutang atau sebagai kepemilikan tergantung pada segi permasalahan yang dipertimbangkan.
1.             Prioritas terhadap Aktiva dan Laba
            Kita jumpai dua ketentuan yang ditetapkan untuk mencegah agar hak prioritas ini dipatuhi. Pertama ialah bahwa tanpa persetujuan pemegang saham preferen, tidak boleh diterbitkan surat-surat berharga yang mempunyai hak klaim yang lebih tinggi atau sama. Yang kedua ialah adanya laba yang ditahan. Perusahaan  harus memiliki jumlah minimum laba ditahan sebelum dividen saham biasa boleh dibagikan.
2.             Dividen Kumulatif
            Sebagian besar emisi saham preferen selalu memberikan apa yang disebut dividen kumulatif, yang artinya bahwa seluruh dividen saham preferen yang belum terlunasi harus diselesaikan sebelum perusahaan membayar dividen saham biasanya. Fasilitas kumulatif dalam saham preferen merupakan sarana untuk melindungi kepentingan pemegangnya. Seandainya saham preferen tidak memiliki fasilitas kumulatif, dividen saham perusahaan mungkin saja tidak dibayarkan selama beberapa tahun.
            c.       Beberapa Ketentuan yang Kurang Umum
Saham preferen memiliki beberapa ketentuan yang tidak mutlak harus ada dalam setiap bentuk saham preferen, yaitu:
1.         Hak Suara. Kadang-kadang pemegang saham preferen diberi hak suara untuk memilih para direktur perusahan.
2.         Berpartisipasi. Meskipun jarang, ada jenis saham preferen tertentu yang dapat berpartisipasi bersama saham biasa dalam hal pembagian laba perusahaan.
3.         Dana Cadangan Pelunasan Hutang. Beberapa emisi saham preferen mengaharuskan perusahaan menyediakan dana cadangan tertentu dalam jumlah minimum tertentu.
4.         Jatuh Tempo. Kebanyakan saham pereferen tidak pernah ada masa jatuh temponya, yaitu kapan saham itu harus ditebus kembali.
5.         Fasilitas Opsi Tarik. Fasilitas opsi tarik memberi perusahaan emiten untuk menebus kembali saham preferen, seperti halnya obligasi.
6.         Tingkat Dividen Yang Luwes. Para pemegang saham preferen akan menderita kerugian dalam perekonomian yang mengalami inflasi, karena besarnya dividen tetap dan harus menanggung resiko merosotnya nilai saham dipasar.
7.         Saham Preferen Dengan Tingkat Lelang. Baik ARPS maupun saham preferen dengan tingkat lelang mempunyai tingkat deviden mengambang dan keringanan pajak.
          d.      Evaluasi Saham Preferen Dilihat dari Sudut Pandang
Aktivitas menjual saham preferen mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan.
         Keunggulan yang bisa dinikmati oleh pihak perusahaan emiten saham preferen adalah:
1.         Berlawanan dengan obligasi, perusahaan tidak terikat untuk membayar dividen saham preferen.
2.         Sebuah perusahaan yang ingin memperluas usahanya karena tingkat labanya cukup tinggi dapat memberikan laba yang lebih tinggi bagi para pemilik pertama.
3.         Dengan menjual saham preferen, manajer keuangan perusahaan dapat menghindarkan pembagian saham yang merata.
4.         Mengijinkan perusahaan untuk menghindari pemegang saham preferen ikut mengendalikan perusahaan melalui hak suara.
5.         Saham Preferen memungkinkan perusahaan mencadangkan aktiva perusahaan yang bernilai hipotik.
6.         Sifatnya lebih luwes dibandingkan obligasi karena tidak memiliki jatuh tempo dan juga tidak harus disediakan cadangan pelunasan hutang.
Sedangkan kelemahan dari saham preferen bagi pihak perusahaan emiten sebagai berikut:
1.         Pada umumnya saham preferen harus dijual dengan tarif yang lebih tinggi dibanding obligasi.
2.         Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham preferen tidak bisa dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan perusahaan.
3.         Biaya saham preferen setelah pajak seringkali sama besar dengan jumlah dividennya.
Bagi investor, saham preferen memiliki beberapa keunggulan seperti berikut:
1.         Saham preferen menghasilkan hasil yang relatif stabil
2.         Pemegang saham preferen lebih diprioritaskan dibanding pemegang saham biasa pada kasus likuidasi
3.         Banyak perusahaan lebih sering menginvestasikan uang dalam saham preferen karena 70 atau 80 persen dari dividen yang diterima tidak terkena pajak
      Bagi investor, saham preferen memiliki beberapa kelemahan seperti berikut:
1.         Meskipun para pemegang saham preferen kurang terpengaruh oleh resiko kepemilikan perusahaan namun hasil pengembalian yang diperoleh sangat terbatas.
2.         Fluktuasi harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi, tetapi hasil yang diperoleh sering lebih sedikit dibanding bunga obligasi.
3.         Para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak paksa atas dividen.
4.         Jumlah akumulatif dividen yang tertunggak, yang diselesaikan dengan pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terhutang.
           e.       Penarikan Kembali Hutang Atau Saham Preferen 
               Hampir seluruh emisi obligasi dan emisi saham preferen memiliki fasilitas opsi tarik sehingga, jika diperlukan dapat dilakukan “paksaan” untuk menarik kembali surat berharga mereka dengan premi opsi tarik.
Arus kas setelah pajak memiliki tiga komponen (diasumsikan bahwa tidak ada biaya-biaya transaksi).
1.    premi opsi tarik.
2.    emisi hutang baru.
3.    tambahan pokok dari hutang.
            Ada dua masalah esensial. Pertama, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa penarikan hutang kembali akan sedikit merubah struktur modal perusahaan karena nilai pasar emisi hutang baru melebihi nilai pasar hutang yang ada. Ini biasanya menyebabkan perusahaan memperoleh keuntungan dari segi perpajakan karena leverage. Masalah kedua, hutang yang dapat ditarik sebaiknya tidak dijual dengan harga yang melebihi opsi tarik ditambah premi yang kurang lebih sama dengan pembiayaan penerbitan sewaktu memanfaatkan fasilitas opsi tarik
           f.    Keputusan pembiayaan dengan saham Preferen :
·        Bila laba cukup tinggi (> WACC), perusahaan lebih menguntungkan hutang daripada saham preferen.
·        Bila laba dan penjualan perusahaan berfluktuasi, maka lebih menguntungkan menggunakan saham preferen.
·        Pembiayaan saham preferen tepat bila jumlah hutang sudah cukup tinggi sehingga perusahaan sulit untuk dapat tambahan hutang.
·        Lebih disenangi pemilik saham biasa karena tidak akan merubah pengendalian perusahaan.




DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar