MANAJEMEN KEUANGAN II
“MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK”
Kelompok 6
Disusun Oleh:
1.
Fitriyatul
Machfudhoh (5130014005)
2.
Ian
Rahman Primadya (5130014013)
3.
Ajeng
Rima Nur Wahidiyati (5130014016)
4.
Nur
Hidayatul Mas’Ula (5230014005)
Dosen pembimbing:
Ninnasi Muttaqin,S.MB.MSM
Drs. Ismail, M.BA., Ak., CA
PRODI S1 MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS
UNIVERSITAS
NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016
BAB I
PEMBAHASAN
MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK
A.
Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek
Merupakan pengelolaan
aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar
perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar)
untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi
nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan
risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
B. Pembiayaan
Jangka Pendek
Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan
spontan (spontaneous financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi
normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account
payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa
yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan Accruals
merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek
yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.
C.
Tipe Pendanaan Jangka Pendek
1. Pendanaan
Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya
tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh :
utang dagang dan utang akrual.
2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan
yang tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan
perusahaan. Contoh :utang yang diperoleh dari bank.
D. Evaluasi
Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer
keuangan bisa mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :
·
Strategi
pendanaan secara keseluruhan
·
Biaya
·
Kerersediaan
·
Fleksibilitas
E. Sumber-Sumber
Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan
Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh
dalam usaha biasanya terdiri dari bank loan dan commercial papers.
1. Pinjaman Bank (bank loans).
Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan
pinjaman jangka pendek tanpa jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan
short-term, self- liquidating loan yaitu pinjaman jangka pendek tanpa jaminan
yang digunakan untuk membiayai piutang dan persediaan pada saat kebutuhan modal
meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi kas
secara cepat (likuid) sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman
dapat diperoleh dengan sendirinya.
2.
Surat
Berharga (Commercial paper)
Merupakan salah satu bentuk pembiayaan jangka pendek yang
terdiri dari promes tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
memiliki standar kredit yang tinggi. Umumnya hanya perusahaan-perusahaan besar
saja dengan kondisi keuangan dan reputasi yang baik yang dapat menerbitkan
commercial paper.
Keuntungan menggunakan commercial paper:
Rendahnya tingkat bunga CP dibandingkan tingkat bunga pinjaman bank.
Tidak diperlukan adanya agunan khususuntuk CP yang diterbitkan perusahaan
penerbit. Akan tetapi ada lini kredit dengan jumlah nominal sama dengan CP yang
diterbitkan untuk menjamin bila CP yang diterbitkan tidak laku dijual atau
untuk menjamin pembayaran CP bila telah jatuh tempo.CP mendatangkan sejumlah
besar dana jangka pendek dalam tiap penerbitannya.
CP juga meningkatkan nama baik dan prestasi perusahaan penerbitkarena opini umum yang berlaku bahwa hanya perusahaan dengan kredibilitas tinggi saja yang dapat menerbitkan dan menjual CP di pasaran. Perusahaan penerbit akan lebih mudah memperoleh pinjaman lain dari bank komersial di masa yang akan datang. CP dapat bertindak sebagai “jembatan” antara satu pinjaman bank dengan yang lainnya, sehingga kebutuhan dana yang muncul pada selang waktu antara dua pinjaman bank dapat ditutupi dengan dana.
CP juga meningkatkan nama baik dan prestasi perusahaan penerbitkarena opini umum yang berlaku bahwa hanya perusahaan dengan kredibilitas tinggi saja yang dapat menerbitkan dan menjual CP di pasaran. Perusahaan penerbit akan lebih mudah memperoleh pinjaman lain dari bank komersial di masa yang akan datang. CP dapat bertindak sebagai “jembatan” antara satu pinjaman bank dengan yang lainnya, sehingga kebutuhan dana yang muncul pada selang waktu antara dua pinjaman bank dapat ditutupi dengan dana.
Keterbatasan commercial paper
Sifat CP sulit diramalkan perkembangannya dibandingkan dengan pinjaman
bank, sehingga sering mengakibatkan CP memiliki kadar risiko yang lebih tinggi.
Dengan demikian, beberapa keterbatasan penerbitan CP adalah sebagai berikut:
Masih ada kemungkinan CP tidak laku dijual sedangkan pinjaman bank sudah pasti akan diterima pada periode tertentu. Dengan demikian, bila CP tidak laku ada kemungkinan dana yang diperlukan tidak tersedia pada periode yang telah direncanakan.
Bila perusahaan penerbit mengalami kesulitan keuangan saat CP jatuh tempo sehingga tidak mampu membayar kembali CP tersebut, sulit meminta waktu penundaan pembayaran pada para investornya. Perusahaan kecil dengan kredibilitas tinggi dalam masalah kreditnya, tidak dapat ikut menerbitkan CP.
Masih ada kemungkinan CP tidak laku dijual sedangkan pinjaman bank sudah pasti akan diterima pada periode tertentu. Dengan demikian, bila CP tidak laku ada kemungkinan dana yang diperlukan tidak tersedia pada periode yang telah direncanakan.
Bila perusahaan penerbit mengalami kesulitan keuangan saat CP jatuh tempo sehingga tidak mampu membayar kembali CP tersebut, sulit meminta waktu penundaan pembayaran pada para investornya. Perusahaan kecil dengan kredibilitas tinggi dalam masalah kreditnya, tidak dapat ikut menerbitkan CP.
F. Perencanaan
keuangan jangka pendek
merupakan
salah satu cara melakukan persiapan finansial di masa dapan untuk kebutuhan
jangka pendek, seperti misalnya untuk ber- investasi jangka pendek dan biaya
sekolah anak. Perencanaan keuangan jangka pendek ini perlu dilakukan sejak kita
mulai mendapatkan penghasilan sendiri dan manfaat yang kita peroleh tentu tidak
membutuhkan waktu yang lama. Banyak orang yang memilih jalur asuransi sebagai
perencanaan keuangan jangka panjang. Dengan mengikuti polis asuransi mereka
hanya perlu membayar iuran premi bulanan untuk menjamin kerugian yang mungkin
mereka alami di masa depan seperti misalnya kerugian jiwa, kesehatan, masa tua,
investasi dan sebagainya. Dalam asuransi ini terdapat dua pihak yaitu pihak
penanggung ( pihak asuransi ) dan pihak tertanggung ( pihak yang nasabah
asuransi ). Untuk menghitung berapa besar risiko yang mungkin diterima oleh
pihak penanggung, maka perlu memainkan ilmu aktuaria untuk melindungi risiko
dan memperkirakan klaim di kemudian hari dengan tepat. Salah satu perencanaan
keuangan lain untuk waktu yang relatif sebentar adalah melakukan investasi
jangka pendek atau perencanaan keuangan jangka pendek. Peluang investasi jangka
pendek ada banyak, diantaranya adalah :
1. Tabungan
Dengan menabung di bank, uang bisa dicairkan
kapan saja. Kamu tinggal tarik langsung dari bank atau atm terdekat. Namun bank
memiliki kelemahan, karena tingkat bunganya rendah.
2.Deposito
Deposito sedikit berbeda dengan tabungan karena tabungan bisa diambil kapan saja, sementara deposito bisa diambil namun dengan jangka waktu tertentu alias ada jatuh tempo nya. Misalkan kamu mengambil deposito 3 bulan, maka uang kamu harus tersimpan di Bank selama 3 bulan, baru bisa diambil. Jika mengambil uang sebelum jatuh tempo, maka dikenakan pinalti.
3. Reksadana
Reksadana jangka pendek salah satunya adalah
reksadana yang berkaitan dengan pasar uang. Pada reksadana ini uang akan
dimasukkan dalam obligasi jangka pendek, sertifikat Bank Indonesia dan
Deposito.
4. Saham
Ada saham –
saham di pasar modal yang fluktuasi harganya cukup cepat, saham – saham ini
cocok untuk investasi jangka pendek.
5. Emas
Menurut para perencana keuangan, emas layak
dipertimbangkan sebagai alternatif instrumen investasi saat kondisi pasar modal
sedang buruk. Karena emas tidak terpengaruh inflasi, kalau dana sudah
dibutuhkan investor bisa menjual emasnya dengan mudah. Sebenarnya, perbedaaan
investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang hanya terletak pada waktu
dan likuiditasnya saja.
G. Penggunaan Informasi Akuntansi Differensial
Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek.
Analisis hubungan biaya – volume – laba merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.
Kegunaan Informasi Akuntansi Diferensial salah satunya adalah sebagai alat perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilakukan dengan melakukan analisis biaya-volume-laba.
1.
Perencanaan
Laba Jangka Pendek
Dalam penyusunan anggaran manajemen memerlukan
informasi akuntansi untuk mempertimbangkan berbagai dampak terhadap laba akibat
dipilihnya suatu alternatif. Laba perusahaan dalam jangka pendek dipengaruhi
oleh pendapatan (hasil kali volume penjualan dengan harga jual) biaya variabel,
dan biaya tetap. Manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial yang
terdiri dari informasi pendapatan differensial dan informasi biaya
differensial, untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga
jual, dan biaya terhadap laba perusahaan.
Analisis impas dan biaya – volume – laba
merupakan teknik yang menggunakan informasi akuntansi differensial untuk
membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek. Dengan mengetahui
dampak terhadap laba, setiap alternatif tindakan yang dipertimbangkan manajemen
akan memiliki dasar yang kuat untuk memilih, sehingga ia akan mampu mengambil
keputusan secara ekonomis rasional.
2.
Parameter-parameter
perencanaan laba jangka pendek yaitu:
1.
Break Even
Point (BEP)
Merupakan
kondisi perusahaan dimana perusahaan tidak mengalami keuntungan dan tidak pula
menderita kerugian.
Artinya
perusahaan memiliki pendapatan dan biaya yang sama besarnya. Dengan kata lain, perusahaan memiliki laba sebesar 0 dan mengalami
kerugian sebesar 0 BEP dapat dihitung dengan cara membagi biaya
tetap dengan selisih antara harga dan biaya variabel (BEP dalam unit) atau
dengan contribution margin ratio/CMR (BEP dalam jumlah uang)
2. Margin Of Safety
Margin of
safety merupakan batas aman perusahaan untuk tidak mengalami kerugian atau
batas toleransi penurunan volume penjualan dari target penjualan perusahaan
agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Margin of safety dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara target penjualan perusahaan dengan Break Even Point (BEP)
3. Shutdown Point
Shutdown
point merupakan kondisi dimana perusahaan harus menutup usahanya jika tidak
ingin mengalami kerugian yang lebih besar.
Shutdown poin dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap tunai perusahaan dengan selisih antara harga dan biaya variabel perusahaan atau biaya tetap tunai dengan contribution margin ratio (CMR)
4. Degree of Operating Leverage
Degree of operating leverage digunakan untuk mengetahui dampak perubahan penjualan terhadap laba bersih perusahaan, yaitu berapa persentase penjualan berakibat terhadap persentase laba bersih.
Degree of operating leverage dapat dihitung dengan cara membagi laba kontribusi dengan laba bersih.
5. Laba Kontribusi
Merupakan
keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan perusahaan, misalnya
penjualan
Laba
kontribusi dapat diperoleh dengan cara menghitung selisih antara pendapatan
perusahaan dikurangi dengan biaya produk.
Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, Laporan Laba-Rugi
yang disusun dengan metode variabel costing sangat membantu manajemen puncak
karena pengambilan keputusan jangka pendek umumnya menyangkut atau
mengakibatkan penambahan atau penggurangan volume kegiatan, maka informasi
biaya yang dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan akan sangat membantu. Dari laporan diatas manajemen dapat
memperoleh berbagai parameter (gambaran sesuatu dalam bentuk angka) berikut
ini:
a.
Break Even
Point.
Dalam
proses perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi impas
untuk mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan. Suatu usulan kegiatan yang
mengakibatkan turunnya impas akan menarik manajemen jika dibandingkan dengan
yang mengakibatkan kenaikan impas, karena semakin rendah impas berarti semakin
besar kemungkinan perusahaan memperoleh kesempatan mendapatkan laba.
b.
Margin of
Safety.
Manajemen
memerlukan informasi margin of safety dari anggaran laba yang diproyeksikan
dalam tahun anggaran yang akan datang.
c.
Titik
Penutupan Usaha (Shut Down Point).
Manajemen memerlukan
informasi ini, jika misalnya diketahui bahwa dari biaya tetap perusahaan
sebesar Rp. 150.000.000, Rp. 100.000.000 merupakan biaya tunai, maka dalam
tahun anggaran 2011, titik penutupan usaha adalah sebesar Rp. 250.000.000 (Rp.
100.000.000 : 40%), berarti dibawah pendapatan penjualan (Rp.
500.000.000,-) maka usaha perusahaan tersebut secara ekonomis tidak pantas
dilanjutkan karena pendapatan penjualan dibawah jumlah tersebut akan
mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar biaya tunainya.
d.
Degree of
Operating Leverage.
Manajemen memerlukan informasi ini yang
dihitung dari data diatas adalah 4 kali (Rp. 200.000.000 : Rp. 50.000.000) yang
berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan mengakibatkan 4% (4 x 1%)
kenaikan laba bersih. Dengan demikian usulan kegiatan diharapkan akan menaikkan
pendapatan penjualan sebesar 5%, maka dalam tahun anggaran tersebut laba bersih
perusahaan diharapkan akan mengalami kenaikan 20% (4 x 5%).
e.
Laba
Kontribusi per Unit.
Laba kontribusi merupakan kelebihan pendapatan
penjualan diatas biaya variabel. Informasi ini memberikan gambaran jumlah yang
tersedia untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Semakin besar
laba kontribusi, semakin besar kesempatan yang diperoleh perusahaan untuk
menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Jika informasi laba kontribusi
per unit dihubungkan dengan penggunaan sumber daya yang langka, manajemen akan
memperoleh informasi berbagai macam untuk menghasilkan laba. Ini juga
memberikan landasan dalam pemilihan produk yang mampu menghasilkan laba
tertinggi dalam memanfaatkan sumber daya yang langka.
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada Prinsipnya Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management), merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo, metode dapat menggunakan Konvensional maupun secara Syar’i.
DAFTAR PUSTAKA
http://aindua.wordpress.com/2010/11/17/manajemen-keuangan-perusahaan/
http://blasterlog.blogspot.com/2009/07/7-prinsip-manajemen-keuangan.html
http://fachrurrozyezy740.blogspot.com/2010/11/manajemen-keuangan-perusahaan.html
http://husnil91.wordpress.com/2011/03/20/ii-sumber-sumber-pembiayaan-jangka-pendek-by-husnil-khatimah-manajemen-dualdegree-unp-uum/
http://organisasi.org/definisi-pengertian-manajemen-keuangan-tugas-pokok-dan-tujuan-manajer-keuangan-perusahaan
http://prasasto.blogspot.com/2008/08/rangkuman-materi-manajemen-keuangan-i.html
www.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar