Jumat, 08 April 2016

MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK

                                                     MANAJEMEN KEUANGAN II
“MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK


 

  

Kelompok 6
Disusun Oleh:
1.             Fitriyatul Machfudhoh            (5130014005)
2.             Ian Rahman Primadya             (5130014013)
3.             Ajeng Rima Nur Wahidiyati    (5130014016)
4.             Nur Hidayatul Mas’Ula           (5230014005)
Dosen pembimbing:
Ninnasi Muttaqin,S.MB.MSM
Drs. Ismail, M.BA., Ak., CA

PRODI S1 MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016








BAB I
PEMBAHASAN
MANAJEMEN KEUANGAN JANGKA PENDEK

       A.      Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek
Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.

      B.       Pembiayaan Jangka Pendek
 Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.

      C.      Tipe Pendanaan Jangka Pendek
1.   Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh : utang dagang dan utang akrual.
2.   Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh :utang yang diperoleh dari bank.
  
       D.      Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :
      ·         Strategi pendanaan secara keseluruhan
      ·         Biaya
      ·         Kerersediaan
      ·         Fleksibilitas

      E.       Sumber-Sumber Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan
Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha biasanya terdiri dari bank loan dan commercial papers.

1.        Pinjaman Bank (bank loans).
Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self- liquidating loan yaitu pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang digunakan untuk membiayai piutang dan persediaan pada saat kebutuhan modal meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi kas secara cepat (likuid) sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman dapat diperoleh dengan sendirinya.
2.             Surat Berharga (Commercial paper)
Merupakan salah satu bentuk pembiayaan jangka pendek yang terdiri dari promes tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki standar kredit yang tinggi. Umumnya hanya perusahaan-perusahaan besar saja dengan kondisi keuangan dan reputasi yang baik yang dapat menerbitkan commercial paper.

Keuntungan menggunakan commercial paper:
Rendahnya tingkat bunga CP dibandingkan tingkat bunga pinjaman bank. Tidak diperlukan adanya agunan khususuntuk CP yang diterbitkan perusahaan penerbit. Akan tetapi ada lini kredit dengan jumlah nominal sama dengan CP yang diterbitkan untuk menjamin bila CP yang diterbitkan tidak laku dijual atau untuk menjamin pembayaran CP bila telah jatuh tempo.CP mendatangkan sejumlah besar dana jangka pendek dalam tiap penerbitannya.
CP juga meningkatkan nama baik dan prestasi perusahaan penerbitkarena opini umum yang berlaku bahwa hanya perusahaan dengan kredibilitas tinggi saja yang dapat menerbitkan dan menjual CP di pasaran. Perusahaan penerbit akan lebih mudah memperoleh pinjaman lain dari bank komersial di masa yang akan datang.
CP dapat bertindak sebagai “jembatan” antara satu pinjaman bank dengan yang lainnya, sehingga kebutuhan dana yang muncul pada selang waktu antara dua pinjaman bank dapat ditutupi dengan dana.

Keterbatasan commercial paper
Sifat CP sulit diramalkan perkembangannya dibandingkan dengan pinjaman bank, sehingga sering mengakibatkan CP memiliki kadar risiko yang lebih tinggi. Dengan demikian, beberapa keterbatasan penerbitan CP adalah sebagai berikut:
Masih ada kemungkinan CP tidak laku dijual sedangkan pinjaman bank sudah pasti akan diterima pada periode tertentu. Dengan demikian, bila CP tidak laku ada kemungkinan dana yang diperlukan tidak tersedia pada periode yang telah direncanakan.
Bila perusahaan penerbit mengalami kesulitan keuangan saat CP jatuh tempo sehingga tidak mampu membayar kembali CP tersebut, sulit meminta waktu penundaan pembayaran pada para investornya.
Perusahaan kecil dengan kredibilitas tinggi dalam masalah kreditnya, tidak dapat ikut menerbitkan CP.

      F.       Perencanaan keuangan jangka pendek
merupakan salah satu cara melakukan persiapan finansial di masa dapan untuk kebutuhan jangka pendek, seperti misalnya untuk ber- investasi jangka pendek dan biaya sekolah anak. Perencanaan keuangan jangka pendek ini perlu dilakukan sejak kita mulai mendapatkan penghasilan sendiri dan manfaat yang kita peroleh tentu tidak membutuhkan waktu yang lama. Banyak orang yang memilih jalur asuransi sebagai perencanaan keuangan jangka panjang. Dengan mengikuti polis asuransi mereka hanya perlu membayar iuran premi bulanan untuk menjamin kerugian yang mungkin mereka alami di masa depan seperti misalnya kerugian jiwa, kesehatan, masa tua, investasi dan sebagainya. Dalam asuransi ini terdapat dua pihak yaitu pihak penanggung ( pihak asuransi ) dan pihak tertanggung ( pihak yang nasabah asuransi ). Untuk menghitung berapa besar risiko yang mungkin diterima oleh pihak penanggung, maka perlu memainkan ilmu aktuaria untuk melindungi risiko dan memperkirakan klaim di kemudian hari dengan tepat. Salah satu perencanaan keuangan lain untuk waktu yang relatif sebentar adalah melakukan investasi jangka pendek atau perencanaan keuangan jangka pendek. Peluang investasi jangka pendek ada banyak, diantaranya adalah :

1. Tabungan
 Dengan menabung di bank, uang bisa dicairkan kapan saja. Kamu tinggal tarik langsung dari bank atau atm terdekat. Namun bank memiliki kelemahan, karena tingkat bunganya rendah.

2.Deposito
Deposito sedikit berbeda dengan tabungan karena tabungan bisa diambil kapan saja, sementara deposito bisa diambil namun dengan jangka waktu tertentu alias ada jatuh tempo nya. Misalkan kamu mengambil deposito 3 bulan, maka uang kamu harus tersimpan di Bank selama 3 bulan, baru bisa diambil. Jika mengambil uang sebelum jatuh tempo, maka dikenakan pinalti.

3. Reksadana
 Reksadana jangka pendek salah satunya adalah reksadana yang berkaitan dengan pasar uang. Pada reksadana ini uang akan dimasukkan dalam obligasi jangka pendek, sertifikat Bank Indonesia dan Deposito.

4. Saham
Ada saham – saham di pasar modal yang fluktuasi harganya cukup cepat, saham – saham ini cocok untuk investasi jangka pendek.

5. Emas
 Menurut para perencana keuangan, emas layak dipertimbangkan sebagai alternatif instrumen investasi saat kondisi pasar modal sedang buruk. Karena emas tidak terpengaruh inflasi, kalau dana sudah dibutuhkan investor bisa menjual emasnya dengan mudah. Sebenarnya, perbedaaan investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang hanya terletak pada waktu dan likuiditasnya saja.

     G.    Penggunaan Informasi Akuntansi Differensial Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek.

Analisis hubungan biaya – volume – laba merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.

Kegunaan Informasi Akuntansi Diferensial salah satunya adalah sebagai alat perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilakukan dengan melakukan analisis biaya-volume-laba.

      1.      Perencanaan Laba Jangka Pendek
Dalam penyusunan anggaran manajemen memerlukan informasi akuntansi untuk mempertimbangkan berbagai dampak terhadap laba akibat dipilihnya suatu alternatif. Laba perusahaan dalam jangka pendek dipengaruhi oleh pendapatan (hasil kali volume penjualan dengan harga jual) biaya variabel, dan biaya tetap. Manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial yang terdiri dari informasi pendapatan differensial dan informasi biaya differensial, untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual, dan biaya terhadap laba perusahaan.
Analisis  impas dan biaya – volume – laba merupakan teknik yang menggunakan informasi akuntansi differensial untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek. Dengan mengetahui dampak terhadap laba, setiap alternatif tindakan yang dipertimbangkan manajemen akan memiliki dasar yang kuat untuk memilih, sehingga ia akan mampu mengambil keputusan secara ekonomis rasional.

      2.      Parameter-parameter perencanaan laba jangka pendek yaitu:
1.            Break Even Point (BEP)
Merupakan kondisi perusahaan dimana perusahaan tidak mengalami keuntungan dan tidak pula menderita kerugian.
Artinya perusahaan memiliki pendapatan dan biaya yang sama besarnya. Dengan kata lain, perusahaan memiliki laba sebesar 0 dan mengalami kerugian sebesar 0 BEP dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap dengan selisih antara harga dan biaya variabel (BEP dalam unit) atau dengan contribution margin ratio/CMR (BEP dalam jumlah uang)

2. Margin Of Safety
Margin of safety merupakan batas aman perusahaan untuk tidak mengalami kerugian atau batas toleransi penurunan volume penjualan dari target penjualan perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Margin of safety dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara target penjualan perusahaan dengan Break Even Point (BEP)

3. Shutdown Point
Shutdown point merupakan kondisi dimana perusahaan harus menutup usahanya jika tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar.

Shutdown poin dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap tunai perusahaan dengan selisih antara harga dan biaya variabel perusahaan atau biaya tetap tunai dengan contribution margin ratio (CMR)

4. Degree of Operating Leverage

Degree of operating leverage digunakan untuk mengetahui dampak perubahan penjualan terhadap laba bersih perusahaan, yaitu berapa persentase penjualan berakibat terhadap persentase laba bersih.

Degree of operating leverage dapat dihitung dengan cara membagi laba kontribusi dengan laba bersih.

5. Laba Kontribusi
Merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan perusahaan, misalnya penjualan
Laba kontribusi dapat diperoleh dengan cara menghitung selisih antara pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya produk.

Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, Laporan Laba-Rugi yang disusun dengan metode variabel costing sangat membantu manajemen puncak karena pengambilan keputusan jangka pendek umumnya menyangkut atau mengakibatkan penambahan atau penggurangan volume kegiatan, maka informasi biaya yang dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan akan sangat membantu. Dari laporan diatas manajemen dapat memperoleh berbagai parameter (gambaran sesuatu dalam bentuk angka) berikut ini:
a.            Break Even Point.
Dalam proses perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi impas untuk mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan. Suatu usulan kegiatan yang mengakibatkan turunnya impas akan menarik manajemen jika dibandingkan dengan yang mengakibatkan kenaikan impas, karena semakin rendah impas berarti semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh kesempatan mendapatkan laba.
b.            Margin of Safety.
Manajemen memerlukan informasi margin of safety dari anggaran laba yang diproyeksikan dalam tahun anggaran yang akan datang.
c.            Titik Penutupan Usaha (Shut Down Point).
Manajemen memerlukan informasi ini, jika misalnya diketahui bahwa dari biaya tetap perusahaan sebesar Rp. 150.000.000, Rp. 100.000.000 merupakan biaya tunai, maka dalam tahun anggaran 2011, titik penutupan usaha adalah sebesar Rp. 250.000.000 (Rp. 100.000.000 : 40%), berarti dibawah  pendapatan penjualan (Rp. 500.000.000,-) maka usaha perusahaan tersebut secara ekonomis tidak pantas dilanjutkan karena pendapatan penjualan dibawah jumlah tersebut akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar biaya tunainya.
d.           Degree of Operating Leverage.
Manajemen memerlukan informasi ini yang dihitung dari data diatas adalah 4 kali (Rp. 200.000.000 : Rp. 50.000.000) yang berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan mengakibatkan 4% (4 x 1%) kenaikan laba bersih. Dengan demikian usulan kegiatan diharapkan akan menaikkan pendapatan penjualan sebesar 5%, maka dalam tahun anggaran tersebut laba bersih perusahaan diharapkan akan mengalami kenaikan 20% (4 x 5%).
e.            Laba Kontribusi per Unit.
 Laba kontribusi merupakan kelebihan pendapatan penjualan diatas biaya variabel. Informasi ini memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Semakin besar laba kontribusi, semakin besar kesempatan yang diperoleh perusahaan untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Jika informasi laba kontribusi per unit dihubungkan dengan penggunaan sumber daya yang langka, manajemen akan memperoleh informasi berbagai macam untuk menghasilkan laba. Ini juga memberikan landasan dalam pemilihan produk yang mampu menghasilkan laba tertinggi dalam memanfaatkan sumber daya yang langka.

  
 
 
BAB II
PENUTUP

KESIMPULAN
         Pada Prinsipnya Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management), merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo, metode dapat menggunakan Konvensional maupun secara Syar’i.

 
 





DAFTAR PUSTAKA
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar