Jumat, 01 April 2016

STRUKTUR KEUANGAN DAN BIAYA MODAL

MANAJEMEN KEUANGAN II
STRUKTUR KEUANGAN DAN BIAYA MODAL






KELOMPOK 6
Nama Kelompok :
1.        Fitriyatul Machfudhoh          (5130014005)
2.        Ian Rahman Primadya           (5130014013)
3.        Ajeng Rima Nur Wahidiyati (5130014016)
4.        Nur Hidayatul Mas’Ula         (5230014005)


PRODI S1 MANAJEMEN DAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016










BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Laverage Keuangan
2.1.1 Pengertian Leverage Keuangan
Struktur keuangan adalah cara bagaiman perusahaan membiayai aktivanya. Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham ( equity = E ) terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Nilai pasar saham biasa ( S ) adalah harga persaham dikalikan jumlah saham yang masih belum lunas. Bila perusahaan memiliki saham preferen ( P ), maka saham tersebut akan ditambahkan kepada modal pemegang saham dan kedua saham itu ( yaitu saham bursa dan saham preferen ) akan disebut kekayaan bersih ( net worth ) perusahaan.
2.1.2 Konsep Leverage
            Faktor leverage adalah rasio antara nilai buku seluruh hutang ( debt = D ) terhadap total aktiva ( total assets = TA ) dalam terminologo nilai buku atau hutang dari nilai pasar ( B ) terhadap nilai total ( V ) dari suatu perusahaan dalam terminology nilai pasar.

2.1.3 Leverage dan risiko keuangan
            Pembayaran bunga dan pokok pinjaman merupakan kewajiban perusahaan yang harus di bayar sebelum sisa keuntungan ( setelah pajak – pajak ) tersedia untuk para pemegang saham. Tidak ada bedanya apakah resiko diukur sebagai tingkat leverage keuangan ( DFL ), deviasi standar dari hasil pengembalian atas ekuitas ( resiko sistematis ). Saat leverage keuangan meningkat, ceteris paribus, demikian juga dengan resiko.
  1. Leverage keuangan dan resiko ekuitas
Perusahaan dapat mengubah struktur keuangannya dengan menerbitkan pinjaman dan menggunakan hasilnya untuk membeli kembali ekuitas. Manuver ini mengubah rasio pinjaman dan ekuitas tanpa mengubah total aktiva atau pendapatan perusahaan sebelum bunga dan pajak ( EBIT ). Akan tetapi, sesungguhnya maneuver itu memiliki dampak yang besar atas hasil pengembalian ekuitas. Tingkat leverage keuangan ialah suatu ukuran titik elastisitas yang diartikan sebagai rasio presentase perubahan dalam laba bersih dibagi dengan persentase perubahan dalam laba sebelum bunga dan pajak.
Tingkat leverage keuangan ( DFL ) = % perubahan dalam laba bersih
                                                                           % perubahan dalam EBIT
Laba bersih dapat diartikan sebagai : NI = ( EBIT – rD ) ( 1 – T )
Dan bahwa karena beban bunga, rD, bersifat konstan, perubahan dalam laba bersih ialah
NI = EBIT ( 1 – T )
Karenanya, tingkat leverage keuangan dapat ditulis sebagai :
DFL = ( EBIT ( 1 – T ) / ( EBIT – rD ) ( 1 – T ) =        EBIT
                                            EBIT / EBIT                              EBIT - rD  
  1. Leverage keuangan dan hasil pengembalian atas ekuitas
      Prosedur untuk menaksir biaya ekuitas dengan menggunakan CAPM :
Ks = Rf + ( E ( Rm ) – Rf )βs
Ceteris paribus, saat leverage keuangan perusahaan meningkat, maka biaya ekuitas juga ikut meningkat. Keputusan investasi perusahaan, menghasilkan pengembalian atas aktiva, menjadi tetap terhadap struktur keuangan.
Bobot nilai pasar untuk pinjaman dan ekuitas adalah,
WB =        B
                        B  +  S
Dan
W=        S
                        B  +  S
  1. Leverage keuangan dan operasi
Leverage operasi ialah cara untuk mengukur resiko usaha dari suatu perusahaan. Leverage operasi menyebabkan perubahan dalam volume penjualan untuk memiliki pengaruh yang meningkat atas EBIT. Jika perusahaan menggunakan jumlah yang dapat dipertimbangkan untuk baik leverage operasi dan leverage keuangan, bahkan perubahan yang kecil dalam tingkat penjualan akan menghasilkan fluktuasi yang lebar dalam NI, ROE, dan EPS.
Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
DCL = ( P – v ) Q  X  EBIT   =    ( P – v ) Q
                         EBIT          EBIT – rD    EBIT  - rD
Dengan,           P = harga per unit barang yang dijual
                                    V = biaya variable per unit
                                    Q = jumlah unit yang dijual
Perusahaan dengan tingkat  leverage operasi yang rendah mungkin mencari tingkat leverage keuangan yang tinggi, tetapi tingkat leverage gabungan akan masih lebih rendah dari perusahaan lainnya yang mulai dengan DOL yang tinggi.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan
2.2.1. Tingkat pertumbuhan penjualan
Tingkat pertumbuhan penjualan masa depan merupakan ukuran sampai sejauh mana laba persaham dari suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage. Perusahaan harus mempertimbangkan keuntungan menggunakan leverage dengan adanya kesempatan untuk meningkatkan modal saham ketika harga sahamnya tinggi.
2.2.2 Stabilitas arus kas
Bila stabilitas penjualan dan laba lebih besar, maka beban hutang tetap yang terjadi pada suatu perusahaan akan mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang penjualan dan labanya menurun tajam. Bila laba kecil, perusahaan akan menemui kesulitan untuk membayar bunga tetap dari obligasinya.
2.2.3. Karakteristik industri
Industri yang sedang berkembang menjanjikan marjin laba yang tinggi, tetapi marjin laba tersebut cenderung menurun apabila industry itu merupakan industry dimana jumlah perusahaan dapat meningkat dengan cepat karena masuknya perusahaan baru
2.2.4. Struktur aktiva
Struktur aktiva mempengaruhi sumber – sumber pembiayaan melalui beberapa cara. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, terutama jika permintaan akan produk mereka cukup meyakinkan, akan banyak menggunakan hutang hipotik jangka panjang. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan tingkat profitabilitas masing – masing perusahaan, tidak begitu tergantung pada pembiayaan hutang jangka panjang dan lebih tergantung pada pembiayaan jangka pendek.
2.2.5. Sikap Manajemen
Sikap manajemen paling berpengaruh dalam memilih cara pembiayaan adalah sikapnya terhadap pengendalian perusahaan dan resiko. Perusahaan besar yang sahamnya dimiliki oleh banyak orang akan memilih penambahan penjualan saham biasa karena penjualan ini akan banyak mempengaruhi pengendalian perusahaan
2.2.6. Sikap pemberi pinjaman
Perusahaan akan membicarakan struktur keuangannya dengan pemberi pinjaman dan hal ini banyak mempengaruhi nasihat mereka. Tetapi, jika manajemen ingin menggunakan leverage melampaui batas normal untuk bidang industrinya, pemberi pinjaman mungkin tidak bersedia untuk memberikan tambahan pinjaman.

2.3 Pengertian Biaya Modal
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.

2.4  Macam Biaya Modal
2.4.1        Biaya Modal Individual
1.      Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
  Hutang jangka pendek (hutang lancar) merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade account payable), hutang wesel & kredit jangka pendek dari bank.
2.      Biaya Modal Hutang JK Panjang
Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond).
3.      Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock atau kp)
Biaya modal saham preferen   adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. kp diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen. Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten.
Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa, yaitu :        
a.   Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik.
b.      Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen mrp bukti kepemilikan perusahaan yg mengeluarkan saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang   saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham.
Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau dikurangi dengan pajak.
4.      Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri (equitas atau ke)
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau biaya modal sendiri merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
Peruasahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Untuk menghitung biaya ekuitas (ke) digunakan dua model pendekatan yaitu :
a.       Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)
b.      Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM mrp model penetapan biaya modal dg menganalisis tingkat return saham i atau Ri yang ARm) yg terjadi. Besarnya tingkat rerturn saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan oleh emiten.
Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1. besarnya beta bunga bebas risiko (risk free rate, Rf), 
2. risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta (b)
3. premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pas dengan return saham (Rm – Ri).  
2.4.2        Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yg memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Konsep biaya modal  perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat dalam penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya, dalam menentukan proyek investasi yang  harus diambil dapat ditentukan dengan membandingkan besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan yang diproleh dimasa datang.

2.5  Struktur Modal dan Biaya Modal
2.5.1 Pajak, Struktur Modal dan Biaya modal
Dalam kasus bebas pajak, nilai perusahaannya adalah arus kas perpetualnya, NOI atau X dibagi dengan biaya modal, k =  V  = NOI  = X
                                                    K       k
2.5.2   Pajak Perseroan Saja
Laba bersih yang tersedia untuk dibagikan kepada yang berhak, adalah laba sesudah dikurangi pajak penghasilan, persamaannya adalah =  Vu  = X ( 1 – T )
                                                                                       ku
Nilai sekarang yang disesuaikan adalah nilai dari sebuah perusahaan dengan semua ekuitas dapat disesuaikan keatas dengan nilai sekarang dari pelindung pajak. Definisi Modigliani – Miller tentang rata – rata tertimbang biaya modal tidak hanya menyatakan kepada kita bagaimana WACC berubah dengan meningkatnya leverage, tetapi juga menyimpulkan aspek – aspek lain dari pembiayaan atau keuangan, yaitu :
  1. Jika perusahaan mengerjakan proyek – proyek sehingga memperoleh penghasilan yang lebih besar dari WACCnya, hal itu akan meningkatkan kekayaan para pemegang saham
  2. Seluruh peningkatan nilai perusahaan ditambahkan kepada para pemegang saham yang mula – mula. Pemberi pinjaman atau pemegang obligasi ( stakeholder ) hanya mendapatkan klaim awal mereka
  3. Jika arus kas investasi baru didiskontokan pada tingkat WACC arus ini didefinisikan  sebagai arus kas operasi setelah pajak yang akan diterima perusahaan jika perusahaan tersebut tidak mempunyai hutang






BAB II
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Biaya modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi perusahaan. Komponen – komponen biaya modal terdiri dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan.  Faktor – faktor yang mempengaruhi biaya modal terdiri dari tingkat suku bunga, tarif pajak, kebijakan struktur modal, kebijakan deviden, dan kebijakan investasi.
Biaya modal menghubungkan keputusan investasi jangka panjang dan kekayaan pemilik perusahan, digunakan untuk memutuskan apakah investasi yang diajukan akan menaikkan atau menurunkan harga saham perusahaan.




DAFTAR PUSTAKA

F. Brigham .eugene, joel F. Houston.2009.fundamentals of financial management dasar-dasar manajemen keuangan.ed.10. Jakarta. Salemba 4.
Weston, J. Fred, Eugene F. Brigham, dan A. Q. Khalid. Dasar – dasar Manajemen Keuangan jilid 2. Erlangga. 1991.
http://infomanajerna.blogspot.com/2012/12/biaya-modal-1.html, acessed on Friday, March 4, 2016, 4 PM
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-asimetri-informasi/, acessed on Friday, March 4, 2016, 4 PM




Tidak ada komentar:

Posting Komentar